Google
 

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir tak Bisa Dihindari

>

Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB), Djoko Santoso berpendapat, pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Indonesia di masa depan tidak dapat dihindari. Ini penting untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat. ''Namun, untuk memenuhi kebutuhan energi sekarang ini, pemanfaatan sumber daya alam seperti gas, batubara, dan minyak, relatif masih mencukupi,'' kata Djoko di Bandung, Selasa (11/3). Dari sisi teknologi, katanya, PLTN tidak bermasalah karena faktor keamanannya telah dirancang dengan baik. Namun demikian, faktor manusianya, tentu masih perlu waktu. Sehingga, PLTN sebaiknya menjadi pilihan pembangkit terakhir dalam mengatasi krisis energi. Menurutnya, dalam sejarahnya memang PLTN secara teknologi pernah mengalami masalah seperti kasus Chernobyl di Rusia dan Bhopal di India puluhan tahun lalu. Tetapi, dari pengalaman tersebut telah dilakukan berbagai evaluasi dan perbaikan sehingga PLTN dinyatakan tetap aman dan efisien. Sejumlah negara maju kini sudah menggunakan PLTN, seperti Jerman dan Jepang. Teknologinya terus diperbaiki untuk mengurangi segala risiko yang dapat timbul. ''Oleh sebab itu, secara teknologi, PLTN dapat dikatakan relatif tidak bermasalah,'' katanya. Masalahnya, menurut dia, terletak pada disiplin, sikap mental, dan tingkat peradaban umumnya masyarakat Indonesia dalam mengoperasikan teknologi canggih. ''Dapat saja secara teknologi pesawat terbang itu canggih. Namun, bila human error yang menjadi crusial point, maka akan sulit diprediksi tingkat keselamatannya,'' ujarnya.
Djoko berharap, walaupun Indonesia tidak akan dapat menghindari pemanfaatan tenaga nuklir sebagai sarana untuk mencukupi kebutuhan tenaga di masa mendatang, tetapi PLTN sebaiknya dijadikan sebagai cadangan terakhir pembangkit tenaga listrik. Sekaligus, memberi waktu lebih lama bagi masyarakat dalam proses adaptasi, pembelajaran, serta pendewasaan mental.