Telah dilakukan pembuatan program komputasi dengan visual Fox Pro untuk mengestimasi emisi karbondioksida (CO2) yang dihasilkan oleh kebakaran hutan dengan menggunakan Visual Fox Pro. Latar belakang pembuatan program komputasi ini adalah pertama, belum terdapatnya alat ukur yang merata di kawasan hutan Indonesia untuk menghitung emisi CO2 sebagai dampak dari kebakaran hutan. Ke dua, kebakaran hutan yang selalu terjadi setiap tahun. Ke tiga, karbondioksida termasuk ke dalam gas rumah kaca (GRK) yang berperan dalam pemanasan global dan perubahan iklim sehingga konsentrasinya perlu untuk diketahui guna pemahaman dan pengkajian siklus biogeokimia karbon. Ke empat, Indonesia sebagai peratifikasi Protokol Kyoto merasa perlu mengetahui informasi dengan benar besar emisi CO2 dari kawasan hutannya sehingga dapat menjadi daya tawar dalam perdagangan karbon (Carbon trading). Data yang digunakan dalam program komputasi ini adalah curah hujan bulanan, radiasi surya, indeks vegetasi, kondisi air saat kapasitas lapang (KL) dan titik layu permanen (TLP), dan kondisi air di dalam tanah. Estimasi emisi CO2 ini berdasarkan pendekatan model pembentukan biomassa yang dikumpulkan oleh tanaman hutan selama setahun. Biomassa tanaman hutan terbentuk dari radiasi surya sebagai energi utama fotosintesis dan air. Sebagai studi lokasi adalah kawasan hutan yang terdapat di provinsi Sumatera Selatan dan Riau tahun 2002. Program komputasi ini terbagi dalam tiga data input yaitu : radiasi surya, indeks vegetasi, dan ketersediaan air. Berdasarkan pendekatan model pembentukan biomassa dan persamaan Ochi et al (1997) maka dihasilkan dan disimulasikan tiga jenis kebakaran yaitu ; kebakaran tajuk, kebakaran permukaan, dan kebakaran bawah. Untuk Riau menghasilkan emisi CO2 sebesar 2246,96 g/m2 untuk kebakaran permukaan, kebakaran tajuk 631,08 g CO2/m2 dan kebakaran bawah 529,59 g CO2/m2. Simulasi jenis kebakaran hutan untuk Sumatera Selatan menghasilkan emisi CO2 1895,53 g/m2 untuk kebakaran permukaan, kebakaran tajuk 539,19 g CO2/m2, dan kebakaran bawah 599,64 g CO2/m2. Untuk validasinya diperlukan data amatan di lapangan. Parameter yang paling berpengaruh menentukan biomassa tanaman hutan adalah indeks vegetasi dan tingkat ketersediaan air. Lilik Slamet S, Agung Haryanto
